nasta rofika

kaum muda yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun (John. F. Kennedy)

Welcome my friends.. :)

Where there's a will,there's a way. You're What you thinking of ;)

Kamis, 16 Juni 2011

ITS Untuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Pernahkah kita berpikir dan membayangkan bagaimana ekologi kita beberapa tahun silam? Tentang hutan dengan segala pepohonan dan yang dinaunginya. Tentang gemericik air yang mengalir jernih diantara bongkahan batu hitam, dan siapa saja boleh menikmatinya. Tentang gunung yang berdiri megah dengan hamparan hijau yang menyelimutinya, tak hanya sejuk dipandang mata. Tentang bongkahan es yang berdiri kokoh dengan lekukan tubuhnya menghiasi daratan Alaska dan lautan putih Antartika. Dan tentang udara yang senantiasa menjadi bagian dari nyawa hidup kita. Sedangkan metabolism dan perjalanan kehidupan sejak fajar hingga senja kembali lagi dan secara berkala selalu membawa sebuah resolusi. Resolusi yang mengusung suatu perkembangan peradaban. Hingga hari ini, kita dihadapkan pada polemik dunia tentang keseimbangan dan keberlanjutan ekologi kita yang mulai goyah.

Atmosfer yang semakin keruh akan gas rumah kaca. Ancaman akses air bersih di beberapa daerah. Implikasi ekonomi dan politik yang menghalalkan segala cara demi profit belaka tanpa peduli kondisi lingkungan kita yang makin tua. Semakin hari kita dapat menyaksikan gunungan sampah yang belum tersentuh buah karya manusia. Genangan air hujan bercampur limbah yang menyelimuti hunian kita, dan dapat kita rasakan protes alam dimana-mana semakin hari menjadi keresahan bagi penduduk dan seisinya.

Polemik sustainability ecology menjadi isu santer dikancah dunia. Berbagai Negara mengupayakan mitigasi yang terbaik. Pengarusutamaan keberlanjutan ekologi telah disosialisasikan di berbagai elemen masyarakat dan pendidikan mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Berawal dari kesadaran terhadap kesehatan lingkungan yang mengalami degradasi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan tinggi yang telah mengupayakan pengarusutamaan sustainability ecology melalui berbagai metode. Baik berupa kegiatan yang melibatkan civitas akademika maupun produk tehnologi yang dihasilkan. Namun, apakah hingga saat ini pengarusutamaan sustainability ecology sudah berjalan dengan optimal? Mengingat ITS memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial baik dari segi teknik, sains, dan seni. Berbicara mengenai lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember beserta civitas akademika memiliki peran dalam pengarusutamaan keberlanjutan ekologi dalam mengkaji dan mengembangkan sains, teknologi dan seni. Mengingat perkembangan jaman yang ada, setiap manusia dituntut tidak hanya memprioritaskan profit materi belaka. Namun, juga memperhatikan aspek kesehatan lingkungan baik di dalam kampus maupun lingkungan masyarakat sekitar.

Faktor dominan yang menyebabkan keseimbangan ekologi yang mulai goyah berasal dari aktivitas manusia. Pengembangan riset dan tehnologi untuk mengedapankan peradaban sedikit banyak berimplikasi pada kesehatan lingkungan. Untuk itu, sebagai bagian dari Kampus Perguruan Tinggi tehnologi yang bergengsi dan mengedepankan ECO-CAMPUS sebagai jargon kita saat ini, sudah sewajarnya bagi kita untuk menciptakan suatu karya yang inovatif di bidang sains, tehnologi, dan seni yang ramah lingkungan di berbagai bidang implementasi.

Jika kita mau menelaah lebih jauh ada di depan mata kita, Nol kilometer dari ITS berdiri suatu pemukiman Keputih yang disana merupakan hunian kedua mayoritas Mahasiswa ITS. Pernahkah kita memperhatikan lebih detail selain kamar in de kost kita tentang keadaan lingkungan sekitar yang selama ini kita huni? Berapa banyak limbah domestic yang kita hasilkan per hari? Pernahkah kita melihat selokan dan saluran gang-gang di Keputih yang sehat dan cukup memadai? Ada, namun hanya sebagian. Sebagai desa yang padat penduduk dan seperempat bagiannya merupakan Mahasiswa ITS, menyaksikan saluran Keputih yang cenderung kurang memadai dan memiliki multi fungsi sebagai saluran drainase, terjadi banjir pada saat hujan tidak terlalu lebat merupakan pemandangan yang cukup memprihatinkan. Mengingat desa Keputih dengan ITS sudah mendarah daging, namun yang gajah di pelupuk mata itulah yang selama ini belum kita rasakan lebih dalam. Desa Keputih merupakan sebagian kecil dari lingkungan kita yang belum terjangkau sanitasi dengan baik.

Sebagai Perguruan Tinggi Teknologi yang berwawasan lingkungan, kita memiliki peranan ganda. Sebagai pelaku pendidikan yang memiliki kesempatan untuk berwawasan lebih maju khususnya tentang kondisi actual sustainability ecology kita saat ini, kita tidak hanya memiliki peranan untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi sains, tehnologi, dan seni yang lebih mutahir serta ramah lingkungan. Namun, kita juga harus mampu merangkul dan mengajak masyarakat sekitar serta pemerintah kita dengan metode komunikasi yang efektif. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI 852/MENKES/SK/IX/2008 bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia terkait masalah air minum, hygiene, dan sanitasi masih sangat besar. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penyakit infeksi seperti diare (18%), pneumonia (14%) dan campak (5%) merupakaan penyebab 161.000 anak meninggal di Indonesia tahun 2005. Jika kita mampu mengembara lebih jauh, di pelosok desa dan daerah marginal suatu kota, sanitasi total masyarakat masih sangat kurang. Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat yang mandi, buang air bersih, serta mencuci di titik sumber air yang sama seperti sungai, kolam, sawah, danau, dan lahan tadah hujan. Sedangkan studi Basic Human Service (BHS) menunjukkan 99,20% masyarakat masih memasak air minun yan 47,5% masih mengandung Escheria Colli. Contoh kecil yang sudah saya sebutkan sebelumnya adalah Desa Keputih kita yang belum memiliki saluran air limbah domestic sekaligus berfungsi ganda sebagai drainase yang baik. Untuk itu, sebagai bagian dari ITS yang menuju ECO CAMPUS, peranan kita tidak hanya pada pengembangan inovasi sains, tehnologi, dan seni yang ramah lingkungan. Namun, juga mampu mengajak masyarakat untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan tepat guna serta menyosialisasikan hasil kajian di dalam kampus tentang kondisi lingkungan kita saat ini dan produk sains, tehnologi, dan seni ramah lingkungan yang dihasilkan ITS dengan metode komunikasi yang efektif. Sanitasi yang baik merupakan salah satu aplikasi teknologi sederhana untuk mengajak masyarakat membudayakan hidup sehat dan mencinta lingkungan berawal dari diri kita sendiri.

Karena sanitasi adalah Hak asasi manusia.

Tidak ada komentar: