nasta rofika

kaum muda yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun (John. F. Kennedy)

Welcome my friends.. :)

Where there's a will,there's a way. You're What you thinking of ;)

Jumat, 22 April 2011

Tol Tengah Kota:Seharusnya Juga Pertimbangkan Dampak Lingkungan

---sekilas opini---
Maraknya isu pembangunan Tol Tengah kota Surabaya akhir-akhir ini mengundang perhatian sebagian elemen masyarakat. Pencanangan rencana pembangunan tersebut sudah berlangsung sejak beberapa bulan yang lalu, namun hingga saat ini belum menemukan solusi dan titik temu pesereteruan antara pemerintah daerah yang dalam hal ini tidak menyepakati rencana pembangunan tersebut dengan pemerintah pusat yang mendapat dukungan penuh dari Anas Urbaningrum Ketua DPP Partai Demokrat. Rencana pembangunan Tol tengah kota tersebut akan di bangun pada ruas jalan Ahmad Yani kearah urara Surabaya. Pasalnya, Jalan Ahmad Yani merupakan jalur protocol Kota Surabaya yang menghubungkan dan kerap dilalui dari berbagai kota serta terdapat bangunan dan instalasi eksisting didalamnya. Jika dilakukan pembangunan maka akan menghambat aktivitas sebagian besar masyarakat Surabaya dan menambah pengeluaran APBD dan itu tidak hanya terjadi pada Jalan Ahmad Yani saja. Pakar Tata Kota dan Wilayah dari ITS, Johan Silas juga mengungkapkan pembangunan jalan lebih baik pada ruas lingkar timur dan barat atau ring road.

Jika kita tinjau berdasarkan fisik semata, pembangunan Tol tengah kota tersebut merupakan bentuk adaptasi dari pembangunan Tol tengah Kota Jakarta yang dinilai memudahkan mobilitas masyarakat melalui jalur transportasi pada berbagai sektor. Realitanya, pembangunan di Kota Jakarta tersebut justru meningkatkan jumlah kendaraan bermotor khususnya roda empat yang berlalu lalang di jalan raya. Seperti yang diutarakan oleh Johan Silas bahwa peningkatan pembangunan jalur transportasi sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan di masyarakat, karena dianggap sudah banyak akses jalur yang dapat dilalui. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan adalah memicunya pembangunan-pembangunan lain yang dapat mempersempit lahan kota dan marginalisasi daerah pinggiran kota Surabaya juga mungkin dirasakan Karena masyrakat lebih memilih jalur yang dirasa efektif dan lebih efisien untuk dilalui. Pun dengan biaya mulai dari pembebasan hingga konstruksi akan memakan banyak pengeluaran dan APBD.

Hingga saat ini pemerintah pusat bersikukuh untuk tetap melnajutkan rencana pembangunan tersebut yang mengundang berbagai pertanyaan sebenarnya ada kepentingan apakah di balik pembangunan tersebut? Jika kita tinjau lagi, tentu dibalik pembangunan tersebut terdapat faktor ekonomi dan polotik didalamnya. Mungkin, pembangunan tersebut dinilai menguntungkan bagi mereka yang lebih banyak menggunakannya karena mempercepat mobilitas kepentingan perekonomian dan politik. Tapi tidak untuk rakyat Surabaya khususnya kaum marginal dan lingkungan.

Seharusnya, pemerintah dan investor mengkaji lagi tidak hanya pada keuntungan yang belum dirasakan, namun efek yang sangat mungkin dihasilkan. Tol tengah kota yang akan dibangun nantinya justru akan menambah jumlah kendaraan yang melintas, dan efek pencemaran yang ditimbulkan justru meningkat. Toh meskipun saat ini sudah tersedia bahan bakar gas yang mencapai angka oktan, namun itu bukan jaminan. Masalah kemacetan, sebenarnya dapat diatasi dengan pencanangan kebijakan mengenai penggunaan kendaraan bermotor dan perbaikan infrastruktur sarana transportasi terlebih pada transportasi publik. Selain itu, masalh Global warming tidak bisa kita kesampingkan begitu saja karena efek terbesar dari pembangunan dan transportasi berimbas pada lingkungan. Lagi-lagi keadaan lingkungan yang akan tertindas dalam hal ini. Bukan akses jalan yang harusnya ditambahkan untuk menghindari kemacetan, melainkan infrastruktur trasnportasi dan kesadaran pengguna jalan yang harus diperbaiki. Seperti pengendara mobil yang hanya ditumpangi satu orang, intensitas penggunaan kendaraan bermotor, serta perbaikan sarana transportasi umum mulai dari fasilitas, kenyamanan, dan keamanan, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi umum dari pada kendaraan pribadi. Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan secara optimal tanpa mencampur adukkan tendensi lain didalamnya, kemungkinan kemacetan dapat teratasi walaupun tidak langsung drastis.

Tidak ada komentar: