nasta rofika

kaum muda yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun (John. F. Kennedy)

Welcome my friends.. :)

Where there's a will,there's a way. You're What you thinking of ;)

Minggu, 15 April 2012

Surga Masih di bawah Telapak Kaki Ibu

Saat tertidur,dan kita mengompol di malam hari. Saat kita merengek ingin disusui. Saat kita mulai belajar berjalan dan mengeja kata. Saat kita mmasuk sekolah untuk hari pertama dan seterusnya. Saat ada gundah dan cemas.Saat ada problematika dengan teman sebangu atau rekan kerja. Saat ada lawan jenis yang ingin meminang kita. Saat kita akan menjadi seorang Ibu sepertinya.Ia,yang hadir mewarnai dinamika kehidupan kita. Yang lebih merasakan bahagia, cemas, sakit dan pahit sekalipun.
Dalam suatu riwayat hadist Rasul di terangkan bahwa "Surga di bawah telapak kaki Ibu" yah..anak-anak pun sudah paham sejak ia diajarkan berjalan dan berbicara. Sudah jelas bahwa Rasulullah memuliakan derajat seorang perempuan bernama Ibu diatas segala-galanya. Bahwa pepatah mengatakan kasih ibu sepanjang jalan,kasih anak sepanjang gala itu memang benar adanya. Secinta apapun kita pada Ibu,tidak akan mampu mengalahkan kasih sayangnya kepada kita. Selayaknya sebagai anak yang berbudi, maka dengan cara yang kita mampu hendaknya membalas kasihnya sebaik mungkin.

Setiap perempuan atau sebagian besar dari kaum perempuan tentu bermimpi memiliki seorang anak dan menjadi Ibu. Disitulah kepribadian seorang perempuan menjadi senjata dalam me-menejerial segala aspek ke-rumahtangga-an. Kemajuan peradaban dan globalisasi yang berkembang di tiap sektor kehidupan menjadikan perempuan turun tangan dan ikut andil dalam memajukan sektor-sektor tertentu dalam kehidupan.Bahkan hampir di segala aspek.

Kompetisi kehidupan, menjadikan perempuan turut serta mengais uang untuk memenuhi kuali dan isi dandang untuk esok hari. Perempuan harus memutar otak untuk memajukan peradaban bi berbagai bidang. Bahkan perempuan menjadi salah satu yang terkena dampak multidimensional jika terjadi penyimpangan khususnya di bidang ekonomi dan sosial. Sehingga tak ayal jika di jaman ini perempuan lebih menyibukkan dirinya di dunia luar ketimbang hanya mengurusi rumah tangga. Sektor kehidupan membuat perempuan memiliki peranan dan kedudukan penting dalam kehidupan dan ketatanegaraan.

Namun, emansipasi ini juga membawa tantangan tersendiri bagi perempuan. Padalnya, negara timur kita menganggap bahwa segala urusan yang berkaitan dengan ke-rumahtangga-an adalah urusan perempuan. Terlebih dalam hal mendidik anak. Padahal, kewajiban itu juga harus disangga bersama-sama dengan sang pemimpin keluarga bernama ayah. Sudah sering kali fenomena bahwa anak membangkang dan mengaggap orang tua tidak pernah memperhatikan karena memprioritaskan kepentingan profesi semata. Dua-duanya tentu tidak boleh dipersalahkan atau hanya berpihak pada satu sisi. Orangtua terutama ibu turut andil mengais ekonomi demi anak, dan tentu anak pun membutuhkan dampingan dan bimbingan orang tua dalam setiap perkembangannya. Jika kedua sisi saling mengerti dan memahami, maka tentu tidak akan terjadi pemberontakan rumah tangga yang fatal seperti kebanyakan fenomena bagi mereka yang hanya mengaggap bahwa satu sisi hanya mementingkan duniawi semata, dan sisi lain saking sibuknya sehingga lebih memilih mempekerjakan orang lain untuk membesarkan anaknya sepanjang hari.

Tidak ada komentar: