nasta rofika

kaum muda yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun (John. F. Kennedy)

Welcome my friends.. :)

Where there's a will,there's a way. You're What you thinking of ;)

Rabu, 09 Maret 2011

IBU : Guru Besar Sepanjang Hayat

Detik jam berputar setiap waktu, dan tak kan ada yang mampu menghentikannya. Matahari berotasi sepanjang hari, menunaikan tugasnya dalam memberikan kehangatan silih berganti sepanjang hari, dan ia pun tetap berevolusi sepanjang tahun demi berganti musim. Disitulah saya menjalani proses semakin berganti dan bertambah beriringan dengan waktu, ia bernama usia.

Siang itu, kupandangi ibu yang sedang terbaring di atas dipan kayu reot disudut ruangan kecil kepunyaan kami satu-satunya. Saya memandang beliau demi detik ibu yang telah menjadi lakon utama dan saksi dalam hidup saya. Raut lelah terpancar dari wajah ayunya, yang semakin ayu ketika senyum tulusnya selalu mengembang di pipi. Lebih dekat kupandangi dan guratan-guratan halus telah menghiasi wajah ayu ibunda saya. Terhelai rambut hitamnya di atas bungkusan kapuk yang terbalut kain perca lusuh yang beliau pakai untuk alas tidur. rambut indah yang kini telah berbaur dengan helaian rambut putih. Ibu, masih saya rasakan kemarin kau mengganti popokku di malam hari, dan berlari mengikuti langkah kaki demi menyuapiku.

Masih teringat jelas dibenak saya, cerita tentang saat saya mulai tertatih untuk belajar berdiri dan menapakkan kaki selangkah demi langkah dan kau sendiri yang menuntunku. Kemudian kata demi kata mulai mampu ku eja. Masih terukir dalam hatiku saat pertama kali engka membelikanku mukenah, dan tak ku lupa ibu berkata padsaya, bahwa itu mukenah murah Nak, yang penting bersih dan bisa buat sholat. Oh ibu, itu mukenah pertama yang saya terima dalam hidup saya dan tak pernah saya pedulikan berapapun harganya. Ba’da maghrib, ibu sendiri yang mengajari saya untuk mengaji dan sholat. Ibu adalah guru mengaji pertama yang mengajarkan padsaya tentang agamsaya. Dengan sabar dan ketulusan yang kau miliki, ibu mengajarkan padsaya untuk menyebut nama Tuhanku dengan sempurna.

Ibu,ingatkah kau pernah bilang padsaya. Tak pernah ibu merasakan kesempurnaan bangku sekolah, namun buah pengalaman yang kau dapat ibu mengjarkanku mengeja abjad dengan sempurna agar saya nanti mampu membuka jendela dunia.

Saat ketakutan menyelimuti dan bayang kegagalan menghantui saat saya harus menghidupi ujian terberat yang pernah saya alami, Cuma ibu yang paling mengerti dan tanpa saya minta sekalipun deraian air mata dan isakan dari doa yang kau panjatkan menjadi penerang jalan saya.

Ingin saya selalu hidup bersama ibu, dan engkau orang pertama yang menyaksikan kesuksesanku kelak. Bukankah itu yang selalu kau panjatkan pertama kali dalam setiap doamu, Bu. Namun, tak pernah bisa saya pungkiri karena hidup harus dihadapkan dengan waktu yang segala sesuatunya memiliki keterbatasan. Dan hal itu yang paling ku tsayati. Kian hari, ibu mengelukan rasa sakit disana-sini, dan itu lebih membuat kami sakit. Di depan mataku kini, ibu yang telah menjadi sejarah terhebat selama hidup saya karena membuat saya berada hingga saat ini, ibu yang tutur katanya menjadi jimat paling ampuh agar saya bisa bangkit lagi, ibu yang selalu berdoa tanpa ku pinta, ibu yang tak kan pernah mampu saya membalas jasanya. Satu yang selalu saya panjatkan pada Tuhan, agar engkau masih bisa tersenyum dan menjadi saksi pertama melihat keberhasilan saya nanti. Bahwa ibu, seorang guru besar kami karena sejak dalam kandunganmu kami sudah belajar dan merasakan banyak hal. Karena ibu, kami mengenal banyak hal, dan ibu guru paling hebat sepanjang masa yang mengajarkan kami sejak dalam kandungan hingga kami harus berani menghadapi liang lahat.

Saya pasti merindukan dan selalu merindukanmu. Ocehan dan omelan ibu, adalah alunan musik yang mengirama dalam hidupku, dan saya merindukan ketika kau tak mengomel karena ibu terbaring sakit terlalu lelah, semua lelah itu hanya untukku. Ketsayatan terbesar dalam hidupku, saat ibu tak bertutur dan mengomel lagi, saat ibu hanya terdiam dan saya belum mampu menorehkan senyum kebanggaan dalam hidupmu.

Ibu, malam ini rasanya ingin saya kembali ke masa lalu hingga saya bisa terlelap dalam dekapanmu. Dan saya ingin hidup lebih lama bersama ibu.

Tidak ada komentar: