IBU : Tak kan terganti

--untuk perempuan hebat yang saya milik--


Disini, ditempat ini aku dilahirkan ada seseorang hebat yang rela mempertaruhkan nyawanya demi mendengar tangisan pertamaku. Seseorang hebat yang setiap rintihan dan harapannya merupakan semangat yang paling ampuh untuk membuatku bertahan hidup. Tek pernah engkau mengeluh saat aku minta pipis dan kelaparan di malam hari hingga saat ini. Tak pernah lelah bersujud di malam hari dan menengadahkan tangan pada-Nya dan hanya aku dan adik-adikku yang ada dalam setipa bait doanya. Setiapaku mengalami kesusahan engkau pasti orang pertama yang ikut susah dan menagisiku.


Hitam putih hidup telah ia lalui sejak ia kecil, satu yang ia inginkan, kelak aku dan adik-adikku tak kan menjalani hidup seperti yang ia jalani. Sosok orang terhebat yang pernah aku miliki. Kini kakimu semakin mengecil,matamu yang selalu indah Nampak kian tirus kian hari dan sering merintih sakit. Aku hanya mampu tertunduk diam. Ibu…bukannya aku tuli, aku mendengar setiap keluhanmu dan semakin membuatku sesak saat engkau terisak merasakan kesakitan lahir batinmu, hanya aku tak mau kata yang keluar dari mulutku lebih melukai hatimu. Aku dengar ibu, kata penghibur yang terurai dari bibirku pun tak mampu meredakan itu. Ibu, sampai hari ini engkau tetap terlihat paling cantik dimataku, dengan rambut hitam teruraimu yang kini mulai memutih kau tetap terlihat cantik. Hingga usiamu kini pun, engkau selalu kebingungan hidangan apa yang akan kau suguhkan untuk kami dan Ayah di pagi hari mengingat isi kantong yang mulai menipis. Engkau memang ibu yang paling hebat yang pernah kami punya, mulai dari harga cabai yang kian hari kian melonjak-padahal kami paling doyan sambal- sampai cara membesarkan anak hingga kami menjadi seperti saat ini, engkau memahami dengan betul. Tanpa referensi ataupun literaratur. Engkau selalu belajar dari pengalaman hidup dan petuah alam, yang akan tetap mengalir dan mendarahdaging dalam diri kami. Aku selalu dengar kata orang-orang betapa engkau menyayangi kami sejak kecil hingga kini, dan itu bisa kurasakan sendiri. Sebejat apapun kami, kau selalu bilang kami adalah anugerah terbaik dan terindah yang dititipkan-Nya. Ibu, taukah engkau saat tak mendengar ocehan dan omelanmu sepanjang hari, aku rindu. Aku takut bila nanti tak pernah lagi mendengar keluhan, rintihan, ocehan dan merasakan kehangatan yang engkau buat setiap saat. Ibu, tunggu aku hingga aku menjadi orang sukses aku ingin engkau orang pertama yang melihat dan merasakannya. Maafkan aku ibu, jika aku tak pernah sempurna di matamu, tapi aku selalu berusaha menjadi yang terbaik walau bukan di mata orang lain, minimal terbaik untukmu. Engkau orang terbaik yang dikirim Tuhan untukku, dan engkau pun membesarkan kami dengan sebaik-baik cara yang kau mampu, maka tak pantas jika kami tak mampu menjadi yang terbaik untukmu. Doamu selalu melindungiku selalu, ibu.