nasta rofika

kaum muda yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun (John. F. Kennedy)

Welcome my friends.. :)

Where there's a will,there's a way. You're What you thinking of ;)

Jumat, 23 Maret 2012

Tomcat: Teguran bagi Ulah Manusia

Paederus littoralis, sering kali kita menyebut dengan "tomcat" menjadi hal yang aktual dibicarakan dan menjadi momok bagi sebagian besar warga Surabaya dan sekitarnya. Tomcat merupakan jenis serangga yang sebelumnya dikenal dengan semut semai. Habitatnya terdapat pada tumbuhan dan ia memakan hama seperti wereng dan sejenisnya. Sehingga,bagi pertanian Tomcat sangat bermanfaat. Tomcat sangat senang pada cahaya lampu, namun dia takut pada cahaya matahari.

Tomcat menjadi sangat ditakuti karena lendir yang ada pada perutnya dapat menyebabkan kulit melepuh seperti herpes. Namun, disamping dari adanya dampak akibat wabah tomcat ada hal yang harus kita ketuk dari benak kita masing-masing. Serangga tomcat merupakan makhluk hidup yang lebih senang tinggal di habitatnya yaitu tumbuhan dan mangrove. Fenomena ini berawal dari adanya perusakan ekosistem mangrove di ujung Kota Surabaya untuk dijadikan sebagai investasi properti.Akibat adanya perusakan mangrove tersebut, wabah tersebarnya serangga tomcat tidak dapat dihindarkan. Hal ini juga dipicu dengan adanya cuaca yang yang kurang mendukung akhir-akhir ini akibat badai matahari. Sehingga, persebaran serangga tomcat semakin meluas. Perebaran wabah tomcat yang semakin meluas ini merupakan dampak dari ulah manusia sendiri. Seandainya kita mampu berpikir lebih jauh dan peduli dengan keadaan lingkungan sekitar kita, maka tidak akan fatal seperti ini. Namun,sayangnya kaum kapitalis kita hanya mampu memperhitungkan anggaran dan profit semata tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Keberadaan hutan mangrove di Indonesia sudah semakin terkikis seiring dengan adanya tendensi ekonomi dan profit. Seharusnya, setiap orang wajib menjaga kelestarian hutan mangrove. Sehingga sustainability of manrove dan continuability of life tetap terjaga. Maka untuk sekarang,bukan lagi saatnya bagi kaum kapitalis atau investor hanya memikirkan perut sendiri.





Tidak ada komentar: